Tuesday 31 July 2018

Cerbung : Sang Perawat Edisi 2

Satria7


Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka

Cerbung Edisi Kedua




SANG PERAWAT EDISI 2



Nyonya Reny menggelepar-lepar menahan nafasnya yang kian sesak setelah memencet tombol darurat yang ada pada tombol tempat tidurnya terdengar suara dari speker mini pada ruangan rumah sakit kelas VIP itu.

"Ok bantuan akan segera tiba, harap sabar menunggu".....Jawab dari speker tersebut.

Braak!! pintu ruangan kamar nyonya Reny dibuka, Dengan tergesa-gesa asisten perawat bernama Widya dengan sigap langsung memasukan selang pernafasan oksigen kenyonya Reny. Dan sedikit demi sedikit nyonya Reny mulai bisa berbicara meski sedikit agak pelan.

"Di..maa..na sus Zita"...

"Mbak Zita barusan pulang nyonya karena dia semalam lembur, Sebaiknya nyonya jangan banyak bicara dulu. Tenangkan diri nyonya. Lalu beristirahatlah antara satu atau dua jam. Dan setelah itu nyonya baru bisa saya beri makan. Ok nyonya saya sekarang akan menelpon dokter agar nyonya dapat ditangani secara serius"..

Nyonya Reny mengangguk pelan dan akhirnya asisten perawat bernama widia meninggalkan nyonya Reny guna memanggil dokter. Namun sebelumnya ia menghubungi Zita sang kepala perawat yang juga sahabatnya.

Dering ponsel berbunyi sangat nyaring, Lalu seorang wanita bergegas menuju suara ponsel itu dimana ia meletakkannya. Dalam hitungan detik ponsel sudah berada pada tangannya.

"Iyaa!! Wid ada apa? ...seru wanita itu.

"Waahh!! mbak Zita gawat niih!!, Nyonya Reny pagi tadi mengalami sesak nafas hebat...Mbak bisa kan siang nanti kembali kerumah sakit"....Ucap Widya.

"Oohh!! kau sudah tangani Wid? ..Sudah mbak bahkan aku berencana memanggil dokter Amrana... Agar kita tidak telat dalam mengatasi pasien berpenyakit tinggi"...

"Ok Wid tunggu aku setengah jam lagi aku segera kesana".....Akhirnya pembicaraan pada ponsel pun terputus setelah keduanya salin sepakat.

"Heemm!! untungnya pagi tadi aku sudah istirahat jadi dengan meminum multi vitamin tubuh aku bisa beraktifitas kembali. Yaa! aku memang harus kesana apapun itu aku sudah menganggap beliau ibu kandungku sendiri sebaiknya aku berkemas-kemas".

Setelah merapikan rumahnya wanita yang bernama Zita mazita itu segera menuju rumah sakit dimana dia bekerja. Sesampainya ia disana ia pun langsung menuju ruangan lantai empat dimana nyonya Reny dirawat. Ia pun merasa lega karena dokter Amrana telah lebih dahulu berada diruangan nyonya reny.

"Siang dokter Amrana"...sapa perawat bernama Zita.

"Oohh! kebetulan sekali sus Zita masuk kembali hari ini, Dan selamat siang juga jadi saya tidak perlu menjelaskan masalah pada pasien nyonya Reny keesokan harinya".

"Itu sudah jadi kewajiban saya dokter, Oiya gimana keadaan nyonya Reny sekarang dok".

Akhirnya dokter Amrana menjelaskan apa yang dialami pasien bernama nyonya Reny dengan seksama.

"Yaa!! begitulah sus Zita, Selain pernafasannya yang akut. Nyonya Reny juga mengalami penyakit paru-paru beruntung fisik sang pasien begitu kuat jadi kondisi beliau terlihat tidak terlalu drop"...Seru dokter Amrana.

Perawat bernama Zita Mazita terlihat manggut-manggut serius......"Ok dokter apa pun itu saya berserta dokter setidaknya kita tetap berusaha menangani pasien kita agar mendapat kesehatan terbaik".

"Yaa! betul sekali sus Zita, Dan jika sudah tidak ada yang dipertanyakan lagi saya pamit dulu"....Jawab sang dokter.

Akhirnya setelah dokter Amrana berlalu dari ruang kamar nyonya Reny dirawat, Perawat Zita membiarkan nyonya Reny beristirahat dan ia pun juga berlalu menuju ruang kerjanya. Sesampainya ditempat itu ia pun bertemu dengan asistennya yaitu Widiya.

"Gimana mbak Zita kondisi nyonya Reny"..


"Alhamdullilah Wid agak membaik untuk saat ini. Yaa! semua itu berkat dirimu jugakan....Seru Zita sambil tersenyum.

"Huuffs! paling bisa deh kalau merayu mbak Zita ini, Intinya semua itu berkat, Dokter Amrana, Mbak Zita jugalah".

"Eehh!! tapi ngomong-ngomong apa keluarganya sudah tahu keadaan nyonya Reny yang krissis tadi pagi"...Tanya Widya.

"Belum.sama sekali Wid, Tapi aku memang harus menghubunginya. Dan pria itu satu-satunya yang memang harus dihubungi karena cuma dia yang lebih sering kesini, Tetapi aku harus menanyakan nomor yang bisa dihubungi kenyonya Reny dahulu".

"Oohh! ternyata ada rasa kangen juga yaa!! mbak Zita"....Ucap Widya. Sebelum berlalu sambil tersenyum menyindir.

"Kamu itu maunya apa sih Wid!, Awas kamu yaa!!"

"Widya pun tertawa puas sambil berkata....."Daahh! mbak Zita, Tahan dulu yaa!! kangennya"..

Zita pun hanya tersenyum dongkol sambil mengepalkan tinju pada sahabatnya itu. Dan setelah mendapatkan nomor dari nyonya Reny sang perawat Zita Mazita itu pun langsung menghubungi Virkam anak sang nyonya Reny. Meski harus kerap menghubungi berkali_kali.



~~ 🌹CERBUNG : SANG PERAWAT EDISI 2 🌹 ~~



Keesokan harinya pukul 15:00 petang Zita Mazita sedang asik! berbincang dengan nyonya Reny secara santai, Bahkan salin bercanda gurau layaknya seperti ibu dan anak, Dan tanpa mereka sadari semuanya itu disaksikan oleh seorang pria berjas hitam, yang tak lain adalah anak dari nyonya Reny yaitu Virkam. Namun tidak berselang lama kehadiran Virkam akhirnya diketahui oleh nyonya Reny ibunya. Melihat kehadirannya diketahui ibunya Virkam pun sedikit kaget, Meski ada keraguan pada hatinya untuk mendekat ibunya namun ia harus tetap menuju keibunya.

Begitu pun perawat bernama Zita Mazita, Mengetahui ada yang datang ia pun mendadak canggung dan hanya menundukkan kepala sambil menatap arah yang berlainan arah.

"Virkam mengapa kau hanya diam disitu lekas kesini nak!".....Sapa nyonya Reny.

Virkampun segera menghampiri ibunya dan langsung mengatakan sesuatu....."Buu! maafkan Virkam", Sambil bersujud dihadapan ibunya.

"Bangunlah nak!. Tak perlu kau khawatirkan ibu tidak apa-apa kok. Dirimu tak bisa hadir disini masih ada sus Zita penggatimu jadi tak perlu ada yang kau bebani nak!".

Virkampun kembali terdiam sambil sesekali melihat wajah perawat bernama Zita, Begitupun sebaliknya hingga suasana kembali hening. Tak lama nyonya Reny pun kembali berkata

"Virkam, dan kau sus Zita kalian pun tak ubahnya seperti anak-anaku, Dan apapun sifat kalian berdua ibu tidak pernah membeda-bedakannya semua sama dimata ibu. Karena apa yang ibu lihat dari kalian berdua adalah satu".

"Ee..eehh!! anu nyonya".....

"Dengar Zita"...Potong nyonya Reny.

Sambil membelai-belai rambut sang perawat itu nyonya Reny kembali membuka kata kembali....

"Zita....Mulai hari ini aku akan memanggil namamu saja, Tanpa ada gelar atau apapun. Dan sebaiknya aku lebih suka kau memanggil mama atau ibu terhadapku, Kau maukan Zita. Naah!! mulai hari ini tidak perlu dirimu ada keraguan atau sungkan terhadapku Zita".

Sang perawat Zita Mazita itu pun hanya mengangguk dan tersenyum dingin, Meski risih terhadap keadaan namun ia seberusaha mungkin tetap menunjukan jiwa profesional kerjanya dihadapan nyonya Reny.

"Zita", Sapa nyonya Reny.

"Iyaa!! nyonya...Eehh! Maah!!..Buu!!"....Serunya kaku.

"Panggil aku ibu atau mama Zita".

"Iyaa buu!"....Nyonya Reny punya tersenyum bahagia, Dan kini ia menoleh kearah Virkam anaknya yang sejak tadi diam membisu. Lalu meraih tangan Virkam dan menyatukan tangan keduanya. Bagai tersengat listrik keduanya diam bagai patung arca tak bernyawa.

"Virkam kamu tahu seperti apa wanita suci itu nak!".

Tak ada jawaban dari Virkam hanya hembusan angin AC yang mengalir perlahan diruangan rumah sakit kelas VIP itu.

"Virkam Ibu terkadang suka berkhayal, Akan sangat bahagia bila melihat kalian duduk bersanding salin tersenyum. Dan kau Zita, Berkat dirimu ibu serasa mempunyai seorang menantu yang luar biasa. Kau pun nampak cantik luar dalam".

Merasa canggung, Karena tangannya masih menyatu dengan tangan anak nyonya Reny ia pun berusaha mencari sesuatu agar dirinya tidak terlalu tegang dan perawat Zita Mazita itu pun langsung berkata meski sedikit ada perasaan canggung.

"Oiyaa! bu aku hampir saja lupa ada beberapa vitamin yang harus ibu makan. Sebentar aku ambil dulu yaa!!".

Nyonya Reny pun hanya mengangguk sambil tersenyum bahagia. Akhirnya sang perawat itu meninggalkan ruangan kamar nyonya Reny dengan perasaan lega. Begitu juga dengan Virkam yang akhirnya bisa menguasai dirinya dari ketegangan yang baru saja berakhir. Seperti ada Gerhana kebahagiaan pada kamar dilantai empat itu, Meski semuanya salin merasa banyak menahan diri. Atas keinginan serta pikirannya masing-masing.



~~ 🌹 CERBUNG : SANG PERAWAT EDISI 2 🌹 ~~



Malam kian merangkak perlan dan menyelimuti kawasan sebuah rumah sakit, Disebuah ruang kamar lantai empat nampak hening mencekam. Namun didalamnya serasa ada sebuah aura kebahagian yang sedang dirasakan oleh sosok tubuh wanita paruh baya yang sedang tergolek tak berdaya, Ia pun terus tersenyum seolah sedang mengkhayalkan sesuatu yang berharga bagi dirinya serta orang-orang yang ia kasihi selama hidupnya.

"Oohh!! tuhan andai saja tubuh yang tua ini bisa kembali perkasa, Entah rasa bahagia apa lagi yang akan aku alami. Meski tubuh tua ini hanya bisa memandang haru"...

Bagai sebuah buku yang akan ditutup, Wanita paruh baya yang tak lain adalah Nyonya Reny itu pun tersenyum dan terus tersenyum, Hingga matanya terpejam untuk selamanya...

Cerah pagi hari tak secerah hati dan perasaan seorang perawat bernama Zita Mazita. Bagai anak ayam kehilangan induk. Iya menangis tersedu bahkan meraung. Dan sepertinya tidak perduli lagi akan keadaan sekitar serta skil jiwanya.

"Aammpuunnii akuu!! buu! yang tidak pernah peduli akan keinginanmu...Buu!! harus dengan apa lagi aku menebus semuanya....Diri ini terlalu hina untukmu ibuu!"..

Zita pun terus menangis sambil meneluki jasad nyonya Reny hingga sebuah tangan menepuknya dan memberi ketenangan jiwanya.

"Sudahlah mbak!! semua akan ada akhirnya, begitu juga diri kita nantinya. Tak ada yang perlu disahlakan dan jangan pernah merasa menghukum diri sendiri mbak, Semua sudah ada pada jalannya masing-masing".....Ungkap seorang sahabat bernama Widya dan para perawat serta dokter Amrana yang turut hadir untuk mengucapkan belasungkawa.

Sang perawat Zita Mazita pun berusaha untuk tegar, Dan sambil masih menangis sesegukan ia pun berkata pada sahabatnya Widya........"Izinkan aku mengantarkan jenazah nyonya Reny sampai ketempat peristirahatan beliau yang terakhir".

"Widya pun tersenyum sambil mengangguk"...

Seiring waktu yang kian berlalu dengan begitu cepatnya, Nama Nyonya Reny Anggreany Nyimas Putri kini hanya tinggal pusara berserta taburan bunga-bunga segar namun mengandung duka mendalam, Terutama bagi sang keluarga tercinta. Seiring pemakaman nyonya Reny yang telah rampung para sebagian para pelayat dan saudara serta kerabat terdekat mulai meninggalkan area pemakaman. Namun tidak seperti Virkam sang anak berserta seorang perawat Zita Mazita yang merasa sangat kehilangan orang yang baru dikenalnya selama sepekan. Kedua orang tersebut masih terus dirundung selimut duka yang mendalam.

"Buu! maafkan aku yang tidak bisa mengurus atau mengerti apa yang kau inginkan aku hanya manusia bodoh yang selalu penuh kekurangan dan tentunya sangat tidak pantas untukmu dan bersamamu".

Sambil meratap dipusara nyonya Reny, Zita pun kembali menangis meratapi semua yang telah terjadi, Begitu pun dengan Virkam yang hanya diam tak kuat menahan kepergian ibunya. Angin sore diarea pemakaman terus berhembus seolah mewarnai dengan nyanyian duka. Akhirnya dengan langkah gontai sang perawat Zita Mazita melangkah meninggalkan tempat peristirahatan abadi nyonya Reny tanpa pamit kepada Virkam. Melihat sang perawat berlalu, Virkam yang sejak tadi diam langsung membuka suara dengan nada terbata-bata.

"Heeyy! hendak kemana kau, Urusanmu denganku belum selesai".

Zita pun tersentak dan berdiri mematung, Hingga akhirnya memberi suatu jawaban.

"Aku mengerti yang kau rasakan dan aku tidak akan lari dari semua ini, Termasuk untuk biaya rumah sakit aku akan mengurus semampuku"...Jawabnya dengan perasaan tegang.

"Bukan itu yang ingin aku bahas, Aku hanya butuh sesuatu darimu? Masalah kepulanganmu biar nanti kau aku antar pulang"

Zita pun kembali dihantui bermacam pertayaan pada hati serta perasaannya dengan langkah kaku ia pun kembali menghampiri Virkam.

"Kau tahu disini ibuku baru saja diistirahatkan ketempat abadinya, Mungkin tak perlu aku jelaskan perasaan duka antara kau dan aku tentu sama. Disini dimakam ibuku yang masih bertanah merah dan bertabur bunga aku ingin memutuskan sesuatu agar ia tahu, apa yang telah ia inginkan tercapai serta bisa membuat jiwanya tenang dalam keabadiannya. Kuharap kau pun mengerti serta menerimanya dengan ikhlas".

Zita pun mengangguk...."Seperti yang aku ucapkan tadi aku tidak pernah akan lari dari semua ini".

"Zitaa! sebelum aku berkata lebih jauh lagi, Aku minta maaf atas semua keinginan ini yang mungkin di matamu teramat bodoh bahkan rendah. Aku tak ingin mengecewakan ibuku, Dan ditempat ini aku berjanji demi keinginan dirinya serta diriku juga nantinya. Maukah kau hidup bersamaku sekaligus menjadi perawatku selamanya".

Zita pun kembali tersentak, Bagai dalam mimpi ia pun langsung membuka kata..."Virkam apa yang ada pada diriku sungguh jauh dari apa yang mungkin kau harapkan nanti. Kau tahu apa jadinya bila seandainya kau tahu ternyata aku hanya seorang manusia rendah yang jauh dari kesempurnaan. Aku tidak ingin ada yang terluka untuk yang kedua kali"....Ucap Zita dengan nada parau.

"Aku pun tak ubahnya seperti yang telah kau katakan, Kau tahu tanpa menceritakan latar belakang dirimu. Aku sudah tahu, Karena apa yang ibuku katakan terhadapku selalu jadi yang terbaik tanpa perlu aku mengoreksinya. Dan termasuk dalam menilai dirimu".

Hening kembali tercipta hingga Virkam pun kembali membuka kata sambil meraih tangan sang perawat itu.

"Zita jika banyak kekurangan dari diriku, Anggap saja kau mengurus ibuku yang kedua kali. Meski dengan wujud yang berbeda"....Ungkap Virkam meski agak terbata-bata.

Dengan air mata masih di pipinya Zita pun memberanikan diri membelai wajah serta rambut Virkam...."Dimataku kau lelaki sempurna yang baru aku dapatkan, Semoga kekurangan jiwaku bisa tertutupi dengan kehadiran dirimu. Dan makam ini jadi saksi ucapanku, Semoga ibumu tersenyum bahagia dan merestui ini semua, Asal kau tahu Virkam tidak ada tuntutan dariku terhadapmu".

Meski agak tersenyum dingin Virkam pun meraih pinggang perawat itu, Begitu pun dengan Zita. Lalu keduanya salin berpelukan bagai mendapat tempat sandaran hidup masing-masing, Baik suka mau pun duka. Dan akhirnya keduanya melangkah meninggalkan Area pemakaman untuk kembali menjalankan lembar kehidupan baru selanjutnya.


~~ 🌹🌹 TAMAT 🌹🌹 ~~


















Labels:

Saturday 28 July 2018

Cerbung : Sang Perawat


🌹 Cerita Ini Hanya Fiktif & Bualan Belaka 🌹

🌺 CERBUNG : Edisi Pertama 🌺




SANG PERAWAT




Derap langkah sepatu memasuki lantai rumah sakit dengan tergesa-gesa tidak berapa lama ia sudah bediri dipintu sebuah Lifs yang akan membawa dirinya kelantai 4 sebuah kamar kelas VIP. Dalam hitungan menit ia sudah berada disebuah kamar, Tampak terbaring sosok seorang wanita paruh baya dengan mata berkaca-kaca memandangi seorang pria berbadan tegap yang telah berdiri dihadapannya.

Dan nampak seorang wanita paruh baya itu bangkit sambil terbatuk-batuk, Ia pun dengan tubuh yang lunglai berusaha mengangkat tubuh tuanya itu.

"Uuuhuukkss!!..uuhukks!!....uugg"..

"Akhirnya kau datang nak, Oiya apakah sebelum kesini kau sudah kerumah nak?....Tanya wanita paruh baya itu.

"Eehh! apa kehadiranmu ke Jakarta ini kakakmu sudah tahu Virkam.....

"Aku sudah sempat kerumah buu!!.. Dan masalah mas Jaey mau tahu atau tidak aku keJakarta itu tidak penting bagiku. Aku hanya ingin berharap ibu bisa sehat sedia kala seperti dulu, Dan jangan pernah memikirkan yang tidak-tidak yang dapat memperburuk kondisi ibu"...

"Mendekatlah kesini Virkam".

Lalu wanita paruh baya itu dengan perasaan haru membelai-belai rambut putra kesayanganya itu sambil tersenyum teduh.

"Kau semakin dewasa dan mapan nak!!, Ibu tahu apa yang kau rasakan saat ini. Namun ibu juga percaya tanpa ibu paksa kau pun juga bisa mencari pendamping hidupmu kelak".

"Aahh!! sudahlah buu! aku kesini ingin melihat ibu sehat dan masalah diriku ibu tak perlu terbebani bu, Yaa! toh aku juga masih nyaman dengan kesendirianku kok buu!!......Seru Virkam yang tak lain anak dari wanita paruh baya itu.

"Virkam!....Ibu percaya kau mampu mengurus ibu ketimbang saudara-saudaramu yang lainya, Tapi sebagai orang tua ibu juga khawatir akan kondisimu. Diusiamu yang sudah 35 tahun ini seharusnya kau sudah mempunyai seorang pendamping hidup bahkan sudah mempunyai momongan untuk ibu, Jadi setidaknya kau pun harus bisa mencari calon istri selama ibu masih bersamamu nak".

Virkam pun hanya terdiam membisu.....Sedang asik bercakap-cakap kedua ibu dan anak itu dikejutkan dengan suara alarm waktu berbunyi dan nampak seorang asisten perawat menghampirinya dan berkata.

"Maaf jam besok sudah habis pasien butuh istirahat dengan tenang silahkan bapak keluar dari ruangan ini terima kasih"......Seru sang asisten.

"Beri saya waktu setengah jam lagi", Jawab Virkam.

"Tidak bisa pak!! Silahkan bapak keluar"...Jawab asisten perawat.

"Heeyy asal kau tahu aku bisa bayar lebih rumah sakit ini asal kau turuti kemauan kami".

Belum sempat asisten perawat itu kembali bicara tiba-tiba kepala perawat muncul sambil tersenyum..."Maaf yang sakit disini bukan ibu anda saja masih banyak yang perlu kami urus, Kami menjalankan tugas berpacu dengan waktu pak! Lekas bapak keluar dan saya juga tidak suka adanya kekerasan diruang ini mohon pengertian bapak".

Lalu dengan suara terseok-seok wanita paru baya itu pun angkat bicara terhadap anaknya Virkam.

"Sudahlah nak! ibu tidak apa-apa, Tinggalkan ibu sekarang juga dan lagi pula bukankah pekerjaanmu masih banyak"

"Baiklah kalau begitu buu!! aku turut saran ibu"....Dengan nada kesal akhirnya Virkam pun keluar dari ruang rawat VIP itu, Dan sebelum ia berlalu. Dirinya menyempatkan diri berbicara kepada kepala perawat itu.

"Harap kau ingat berikan yang terbaik untuk ibuku, Jika tidak aku bisa saja memberhetikanmu dari pekerjaanmu yang sekarang".

"Saya lebih tahu dari anda, Saya harap anda tidak berbicara yang berlebihan-lebihan. Perlu ada ingat jaga sikap bicara anda disini anda bukan siapa-siapa" ......Seru kepala perawat dengan tegas.

Suasana nampak hening sejenak setelah Virkam berlalu dari ruang VIP rumah sakit. Tiba-tiba wanita paru baya itu pun berkata.

"Maafkan kelakuannya Sus!!....Percayalah sama ibu, Ia itu anak baik cuma pendiriannya yang keras"

"Ok noproblem nyonya Reny, Lupakan itu semua dan sekarang saya akan memberikan cairan asupan gizi pengganti makanan, Saya harap nyonya menerimanya dengan baik dan setelah itu nyonya bisa beristirahat dengan tenang"......Lalu keduanya tersenyum.

Malam menjelma lobi-lobi rumah sakit mulai banyak ditinggalkan para pengunjung dan diruang suster serta perawat nampak juga sudah mulai berkemas-kemas pulang ditengah hiruk pikunya ruangan, Nampak seorang asisten perawat berteriak memanggil pimpinannya.

"Mbaakk!!!...mbak! Zitaaa!!, Gimana perseteruannya dengan pemuda Tampan tadi apakah masuk kreteria mbak Zita..??" ......Seru sang asisten sambil menggoda.

"Huuss!! kamu ini widya kalau sudah lihat lelaki langsung deh jelalatan, Kenapa nggak tadi aja kamu yang hadapi tadi haayooo!! aaahhh!! mulai kan.? Ingat suamimu dirumah haayooo!! lho".

Lhoo!! kok saya toh mbak yang disalahkan, Justru itu kesempatan mbak Zita mumpung lagi kosong, Lumayanlah mbak buat penjajakan dahulu kali-kali cucok boo!!"...

"Huuuuuu!! kamu itu kalau sudah ngegosip, Lhaa! gimana mau penjajakan belum apa-apa sudah kaya singa ucapannya, Tapi aku malah sebal dan kasian jadinya sudah galak Jones pula lagi."

"Eeehh!! dia itu bukan jones..Tapi jomblo, Gimana nih mbak Zita".

"Apa bedanya sama-sama nggak laku Haaahaaa!!"

Lalu keduanya tertawa sambil bercanda dan akhirnya melangkah pulang.



~~🌹 Cerpen : Sang Perawat 🌹~~



Pagi yang cerah kembali menjelma mewarnai sebuah rumah sakit mewah dikota Jakarta. Aktivitas pun pekerjapun seperti biasa dan para pasien rumah sakit pun mulai menjalani perawatan masing-masing. Serta sebagian para pembesukpun kembali beraksi. Disebuah lantai empat nampak seorang wanita berpakaian putih dengan anggunnya memasuki sebuah ruang VIP dengan senyum dan raut wajah tenang.

"Pagi nyonya Reny!".....Zita dengan sangat ramah menyapa nyonya Reny..

“pagi Sus Zita”.....Wanita paruh baya itu membalas sambil tersenyum..."Wahh sepertinya nyonya lebih segar sekarang! Ayoo! nyonya, Lekas sarapan dulu ya"

Zita memberikan piring menu sarapan ala rumah sakit kelas VIP pagi itu.

"Siap sus Zita”.... Sambil menjawab nyonya Reny tertegun menatap Zita.... “Sus Zita aku sedang membayangkan seandainya dirimu adalah menantuku.? Apakah dirimu juga sebaik dan seramah seperti sekarang ini"...Pelan nyonya Reny membuka kata.

Kepala perawat bernama Zita mazita itu pun sedikit tercengang namun kembali membuka senyum.

"Sudahlah nyonya jangan terlalu banyak berpikir jauh agar tidak mengganggu kesehatan diri nyonya"

"Tidak sus Zita justru keadaanku membaik seperti ini berkat adanya dirimu, Dan aku mengenalmu hampir sebulan akan tetapi seperti sudah hampir setahun lebih"......Dengan sigap nyonya Reny meraih tangan perawat itu sambil membelai-belai rambutnya dan kembali berkata.

"Kamu cantik aku senang bisa bersamamu disini, Beruntung sekali pria yang sudah memilikimu kau sudah berkeluarga sus Zita, Dan berapa putra atau putrimu sekarang".

Zita pun tertegun malu...."Nyonya apa yang nyonya bayangkan belum tentu sama dengan yang ada pada diriku sekarang, Aku cuma seorang perawat biasa yang banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna".

"Tidak sus Zita bagiku kau wanita luar biasa. Oohh! yaa! kapan-kapan bawalah anak serta suamimu aku ingin lebih mengenalnya Sus".....Zita pun menarik nafas dalam-dalam.

"Seperti apa yang telah nyonya dengar dari saya tadi...Dan kalau boleh aku jujur semua itu telah berlalu ditelan waktu, Jadi apapun yang nyonya gambarkan sangat jauh dari yang nyonya harapkan".

"Maafkan aku sus Zita bukannya aku sok merasa hebat atau pingin tahu tentang jalan hidupmu, Tapi apa yang aku ucapkan semua murni dari lubuk hatiku yang paling dalam. Apakah kau belum menikah sus Zita.....Seru nyonya Reny.

Zita pun menggelengkan kepalanya, Dan terlihat ada raut kesedihan diwajahnya......"Tapi sudahlah nyonya, Bukannya saya tak ingin berbagi dengan nyonya tapi nyonya butuh istirahat dan aku bertanggung jawab atas kondisi diri nyonya sekarang ini. Maafkan aku nyonya".

"Kau tak perlu kawatirkan diriku sus Zita justru keadaanku membaik sangat sederhana seperti yang kau lihat sekarang ini, Dan aku siap membelamu jikalau ada yang salah persepsi dengan dirimu. Termasuk anakku sendiri".

Suasana semakin hening hanya hembusan angin AC yang sedikit mengelilingi ruangan VIP kamar rumah sakit dilantai empat itu......Zita pun semakin bingung dan kalang kabut, Akan tetapi dirinya enggan meninggalkan nyonya Reny begitu saja seorang diri.

"A..aa..ku, Sudah tidak berkeluarga lagi nyonya. Semuanya telah kandas bahkan hanya seumur jagung, Tapi semua itu sudah berlalu Nyonya dan apa yang sekarang ini aku lakukan sudah cukup membuatku bersyukur dan senang".....Jawab Zita dengan mata sembab.

Nyonya Reny pun tersenyum dan ia kembali membelai rambut Zita....."Apapun yang ada pada dirimu tetap tidak akan merubah pendirianku, sus Zita tetap wanita luar biasa untukku. Aku pun sudah menganggap kau seperti anakku sendiri jadi kau tak perlu sungkan dengan keadaan dirimu sekarang ini".

Bagai seorang ibu dimatanya. Perawat bernama Zita mazita itu pun langsung memeluk tubuh wanita paruh baya itu, Seolah punya sandaran untuk berbagi untuk dirinya. Setelah selesai mengurus nyonya Reny Zita pun kembali beralih kepara pasien-pasien berikutnya, Hingga siang menjelma.



~~🌹 Cerpen : Sang Perawat 🌹~~




Angin senja terus menggulir ke arah barat menandakan pentang akan berakhir menuju malam, Dan deru mesin kendaraan ibukota semakin mengurai seolah tak tentu arah. Disebuah kantor pusat ibukota Jakarta tampak seorang pria sedang berkemas-kemas merapikan arsip-arsip kerjanya dan menuju pulang.

Tookk!!..took!! pintu sebuah ruang kantor diketuk seseorang....."Sore pak virkam, maaf mengganggu"....Seru seorang staf kantor bernama Bubu.

"Saya ingin minta bapak virkam menandatangani surat pengiriman barang ekspor untuk keluar negri, Agar besok kita tidak terkendala akan adanya pekerjaan dadakan esok pak".

Tanpa berkata pria bernama Virkam itu pun langsung menanda tanganinya....."Ok bubu terimah kasih, Kerja yang bagus dan mulai besok sebaiknya kita semua jangan pernah menunda-nunda pekerjaan. Karena posisi perusahaan kita sedang tidak stabil".

"Ok pak akan saya laksanakan dengan sepenuh hati, Dan saya pun akan kabari dengan staf-staf lainya. Saya rasa tidak ada lagi yang dibicarakan, Saya permisi pak"...Jawab Bubu sambil segera berlalu dari ruang kantor itu.

Virkam pun hanya mengangguk. Tidak berselang lama ia pun sudah berada diarea parkiran dimana ia menaruh kendaraannya. Meski sudah didalam mobil ia tak langsung menjalankan mobilnya, Melainkan duduk termenung didepan kemudi mobilnya.

"Sebaiknya aku tak langsung pulang. Aku langsung kerumah sakit saja menemani ibu, Semoga hari ini jam besuk agak panjang. Meski aku sendiri tidak tahu hari ini ada jam besuk atau tidak".

Virkam pun langsung menyalahkan mobilnya dan berlalu meninggalkan kantornya dalam hitungan jam ia sudah berada dijalan raya, Tanpa menunggu lama mobil yang ia kendarai sudah menuju jalan arah rumah sakit dimana ibunya dirawat.

Meski sedikit letih Virkam tetap bergegas menuju ruang VIP lantai empat dimana ibunya dirawat namun saat ia keluar dari Lifs tanpa sengaja ia bertubrukan dengan perawat bernama Zita.

"Brruukks"!.....Tangan Virkam segera menahan tubuh perawat bernama Zita agar tak terjerembab jatuh ke lantai marmer rumah sakit....."Aaauuw!!".....Seru Zita kaget.

"Maaf!", Seru Virkam.

Suaranya berat, tetapi ucapannya lembut dan mendayu-dayu. Ada perhatian yang menghangatkan ketika sepasang mata Virkam menatap wajah Zita sang perawat ibunya. Seolah tubuh Zita tak berdaya melihatnya.

Walaupun Zita berusaha menekan perasaannya, ketika perdebatannya tempo hari berakhir dengan dingin. Ia pun terus menguasai dirinya........"Persetan!!, Apa sih yang dimiliki pria ini"..Sehingga mampu mengembalikan rasa ingin kembali membuka jiwa untuk seseorang. Zita nampak gugup dan darahnya mengalir lebih cepat, membuat kepalanya semakin terasa berputar-putar tak menentu.

Karena berada begitu dekat dengan dirinya, Virkam menggunakan jas hitam, berdiri menatap wajahnya.. Tampak menggairahkan dengan sikapnya yang santai. Senyumnya lebar dan mengundang, Matanya yang kecoklatan bersinar ramah. Rambutnya yang berwarna hitam, sedikit acak-acakan seolah hanya disisir dengan jari tangannya, Tapi ia tetap seksi. Ia memakai celana hitam sama dengan jas yang ia gunakan. dan kemeja polo biru di balik jas hitamnya, tak mampu menyamarkan badannya yang tegap dan berotot. Penampilan rapinya dan semakin mencermikan pria matang dan mapan.

"Dimana kau taruh matamu siih!!", Tepis Zita mengelak. Dan sedikit gugup.

"Sudah aku katakan aku tidak sengaja dan agak tergesa-gesa, Ok saya rasa kau pun tidak apa-apa dan lupakan semuanya. Oiya! gimana kondisi ibuku apa sudah membaik.? Aku pun berharap ibuku lebih baik dari kemarin-kemarin, Dan hari ini aku menemaninya sekitar 1 hingga 2 jam".

Setelah dapat menguasai dirinya dengan tenang Zita pun berkata.

"Ooh! ternyata anda ini bodoh atau memang sudah pikun, Dengar kesehatan ibumu lebih baik ketimbang kesehatan dirimu. Jadi sangat memungkinkan mungkin anda yang harus perlu perawatan medis, Ingat perlu kau ketahui tak ada jam besuk hari ini bukan hanya ibu anda semua pasien disini sama. Jelas".....Balas Zita sekaligus menyindir Virkam.

"Ooh!! ternyata seorang perawat suka juga berbangga diri, Mungkin biar orang tahu kalau kau merasa paling hebat. Semua itu tidak berlaku untuk diriku dan aku tak mau membuang waktuku hanya untuk berurusan dengan kau".....Tanpa peduli Virkam langsung menuju ruang kamar dimana ibunya berada.

"Heeii!! ibumu baru beristirahat, kalau kau memaksa menemuinya hanya untuk mengganggu kondisinya saja".....Namun apa yang diucapkan Zita, Tak membuat Virkam berhenti menuju kamar ibunya.

"Dasar kepala batu"....Bentak Zita kesal, Namun ia tidak dapat berbuat banyak. Akhirnya mau tidak mau ia kembali keruangan kerjanya dilantai satu.

Malam semakin meninggi Virkam hanya bengong ditepi tempat tidur dimana ibunya sedang berbaring dengan kondisi tertidur nyenyak. Dan ia pun tak berani membangunkannya, Hingga dirinya terasa jenuh.

"Huuffss!! tak mungkin aku membangunkan ibu. Kondisinya sudah membaik cuma pernafasan paru-parunya saja yang agak tersedak-sedak. Tapi setidaknya aku sudah berusaha semampuku untuk mengurus serta menjanganya. Buu!! maafkan aku yang belum mampu membuatmu bangga serta tersenyum".

Jenuh dan bercampur galau akhirnya Virkam pun membiarkan ibunya beristirahat dengan tenang......"Sebaiknya aku pulang saja, Benar juga kata perawat yang menyebalkan itu seharusnya aku tidak menggangu ibu. Semestinya ia beristirahat dengan tenang tanpa ada suara-suara gaduh yang sudah kuperbuat tadi".

Akhirnya dengan perlahan Virkam meninggalkan ruang VIP dimana ibunya dirawat, Tidak beberapa lama ia pun sudah berada dilantai bawah dan menuju dimana ia memarkirkan mobilnya. Ia pun melangkah berat namun bebas, Dan tidak peduli dengan keadaan sekitar. Meski ada sepasang mata yang mengawasinya.

"Heemm!! sudah kuduga akhirnya dia tidak bertahan lama diruang ibunya sendiri. Yaa!! menurutku itu lebih bagus demi kesehatan ibunya sendiri dan setidaknya kerjaku tidak sia-sia dalam mengurus pasien dirumah sakit ini. Eeeh!! Kenapa aku jadi kepikiran dia terus huuffs!! menyebalkan".....Zita pun kembali merapikan arsip kerjanya serta data para pasien hingga melembur sampai pagi hari, karena ia terkena tugas malam.

Hari kian berganti aktifitas Virkam pun kiat padat sehingga dalam kesehariannya ia hanya berkutik dengan pekerjaan serta mengurus ibunya dirumah sakit. Namun karena tuntutan sebuah pekerjaan Virkampun hampir jarang mengunjungi ibunya bahkan hanya seminggu sekali, dan itu pun hanya sore hari selepas ia pulang kerja. Hingga dihari senin pagi nyonya Reny pun mengalami sesak nafas hebat, Ia pun memencet tombol darurat pada tempat tidurnya untuk memanggil suster untuk mendapatkan pertolongan.



~ BERSAMBUNG ~














Labels:

Friday 20 July 2018

Rumor Tentang Mobil Terbang Diera Mendatang

Mobil_T1

Ilustrasi By : Ridertua.com







Mobil ialah kendaraan yang berjalan didarat, Dan sejak zaman penjajahan mobil pun sudah ada meski bentuknya tak semenarik zaman sekarang. Dan wujud mobil pun dari tahun-ketahun semakin berubah. Dari jarak tempuh standar sampai jarah tempuh yang berkilo-kilo sekarang pun dengan mobil bisa dijangkau.

Perputaran arus zaman semakin berubah kini sebuah mobil sudah bukan jadi barang mewah lagi, Berbeda tentunya dengan zaman dahulu, Wujud mobil era sekarang cendrung lebih membuat macet jalan, Dan tentunya telat sampai kantor bila yang berkerja menggunakan mobil.?

Mengapa demikian karena jenis mobil ada dua. Umum atau Pribadi. Yang umum semakin banyak begitu juga yang pribadi, Ditambah sepeda motor yang terus diproduksi tiada henti. Hingga terjadilah kemacetan dimana-mana karena unsur volume kendaraan yang terlalu berlebihan terutama dikota besar seperti Jakarta.

Berbagai cara pun dilakukan demi mengatasi solusi kemacetan namun apa daya hingga saat ini masih belum optimal dalam menangani urusan macet. Terutama dijam-jam sibuk.

Naah!! berkat adanya teknologi yang semakin canggih sebuah ide mobil terbang layaknya seperti pesawat pun diadakan, untuk menidak lanjuti solusi kemacetan, Meski masih sebatas wacana namun gambaran tersebut mungkin akan terwujud. Dan siapa tahu sebelum 2050 produk mobil terbang sudah bisa diwujudkan dan menjadi kendaraan umum dengan jarak yang bisa kita tentukan layaknya sebuah taksi online.

Naah!! Kali ini saya akan mengulas tentang teknologi mobil terbang anda penasaran berikut dibawah ini.





Mobil_T2





Bukan hal yang asing lagi jika berbicara soal perkembangan teknologi. Baru-baru ini perusahaan Silicon Valley sering menjadi yang pertama dalam hal pengembangan teknologi yang sangat bermanfaat dan tepat guna. Seperti mobil terbang dengan harga terjangkau ini.


Silicon Valley meluncurkan sebuah mobil terbang yang diberi nama BlackFly. Mobil terbang BlackFly dapat melakukan perjalanan hingga 40 kilometer dengan kecepatan 62 meter per jam.


Konsep BlackFly sudah dirancang sejak sembilan tahun lalu dan saat ini sudah mencapai fase prototipe tahap awal.


Pembuatnya mengatakan, biayanya sama dengan membuat mobil sport tetapi model awal akan lebih mahal. Pencipta BlackFly adalah perusahaan yang berbasis di Palo Alto, Opener.


Mobil telah diuji di Kanada, di mana otoritas penerbangan negara telah mengizinkan penggunaannya.


Berbeda dengan mobil-mobil terbang lainnya, mobil listrik terbang bernama Blackfly ini tidak mengharuskan pengemudinya untuk memiliki lisensi pilot.


Blackfly dikendalikan menggunakan sebuah joystick, dan dapat melakukan lepas landas serta pendaratan sendiri secara otomatis. Selain itu, bagian bawah mobil yang berbentuk lengkung membuatnya mudah mendarat baik di darat maupun di atas air.


BlackFly mungkin bisa lebih akurat digambarkan sebagai drone yang membawa manusia. Itu tidak dirancang untuk dikemudikan di jalan, namun di udara.


Kendaraan itu membawa satu orang di kokpit kecil, yang ditenagai oleh delapan sistem propulsi yang tersebar di dua sayap. Menurut Opener, mobil terbang ini bekerja paling baik. Khususnya ketika lepas landas dan mendarat di permukaan berumput.


Dayanya dapat diisi menggunakan tenaga solar serta teknologi fast-charging yang hanya membutuhkan waktu 25 menit untuk mengisi daya sebanyak 80 persen.


Salah satu keunggulan Blackfly adalah ia dirancang sebagai kendaraan yang sangat aman.


Mobil ini dilengkapi dengan sejumlah sistem cadangan yang akan berfungsi dalam keadaan darurat. Jadi, apabila mesin atau baterai gagal bekerja, Blackfly masih memiliki sistem yang akan membantunya mendarat dengan cepat dan aman.


Walaupun pengemudi mobil ini nantinya tidak harus memiliki lisensi pilot, Opener mengatakan setiap pemilik harus menjalani serangkaian pelatihan singkat untuk mengendarai Blackfly.


Chief Executive Opener, Marcus Leng mengatakan, kontrol saat mengendarai mobil terbang ini menawarkan kepuasan instan.


"Anda memiliki komando total ruang tiga dimensi," katanya.


Menurut Leng, BlackFly juga bisa terbang secara mandiri. Opener bergabung dengan daftar panjang perusahaan yang mengejar impian fiksi ilmiah utama mobil terbang, dan berkat peningkatan cepat dalam kemampuan drone, masa depan itu tampak lebih dekat dari sebelumnya.


Marcus Leng berharap mobil ciptaannya akan siap dipasarkan tahun depan. Keunggulan BlackFly dibanding mobil terbang lain adalah harganya yang lebih terjangkau hanya sedikit lebih mahal dari mobil SUV yang biasa digunakan di Amerika Serikat.

Heemm!! cukup menarik yaa!! seandainya itu cepat terjadi jadi bisa menghemat waktu, Namun kesemuanya itu memang butuh proses karena apa pesawat terbang saja sering ada resikonya, Apa lagi ini cuma mobil terbang yang tak perlu adanya lisensi pilot.

Jadi sebelum ada kecelakaan diudara perlu adanya proses penelitian lebih lanjut demi terciptanya mobil terbang yang nyaman serta tanpa memberi rasa takut terhadap penumpang..Ok kita tunggu saja.







Sumber : suara.com





~ "SEMOGA ~ BERMANFAAT" ~

Labels:

Testing