Cerbung : Sang Perawat
πΉ Cerita Ini Hanya Fiktif & Bualan Belaka πΉ πΊ CERBUNG : Edisi Pertama πΊ
Derap langkah sepatu memasuki lantai rumah sakit dengan tergesa-gesa tidak berapa lama ia sudah bediri dipintu sebuah Lifs yang akan membawa dirinya kelantai 4 sebuah kamar kelas VIP. Dalam hitungan menit ia sudah berada disebuah kamar, Tampak terbaring sosok seorang wanita paruh baya dengan mata berkaca-kaca memandangi seorang pria berbadan tegap yang telah berdiri dihadapannya. Dan nampak seorang wanita paruh baya itu bangkit sambil terbatuk-batuk, Ia pun dengan tubuh yang lunglai berusaha mengangkat tubuh tuanya itu. "Uuuhuukkss!!..uuhukks!!....uugg".."Akhirnya kau datang nak, Oiya apakah sebelum kesini kau sudah kerumah nak?....Tanya wanita paruh baya itu. "Eehh! apa kehadiranmu ke Jakarta ini kakakmu sudah tahu Virkam..... "Aku sudah sempat kerumah buu!!.. Dan masalah mas Jaey mau tahu atau tidak aku keJakarta itu tidak penting bagiku. Aku hanya ingin berharap ibu bisa sehat sedia kala seperti dulu, Dan jangan pernah memikirkan yang tidak-tidak yang dapat memperburuk kondisi ibu"..."Mendekatlah kesini Virkam". Lalu wanita paruh baya itu dengan perasaan haru membelai-belai rambut putra kesayanganya itu sambil tersenyum teduh. "Kau semakin dewasa dan mapan nak!!, Ibu tahu apa yang kau rasakan saat ini. Namun ibu juga percaya tanpa ibu paksa kau pun juga bisa mencari pendamping hidupmu kelak". "Aahh!! sudahlah buu! aku kesini ingin melihat ibu sehat dan masalah diriku ibu tak perlu terbebani bu, Yaa! toh aku juga masih nyaman dengan kesendirianku kok buu!!......Seru Virkam yang tak lain anak dari wanita paruh baya itu. "Virkam!....Ibu percaya kau mampu mengurus ibu ketimbang saudara-saudaramu yang lainya, Tapi sebagai orang tua ibu juga khawatir akan kondisimu. Diusiamu yang sudah 35 tahun ini seharusnya kau sudah mempunyai seorang pendamping hidup bahkan sudah mempunyai momongan untuk ibu, Jadi setidaknya kau pun harus bisa mencari calon istri selama ibu masih bersamamu nak". Virkam pun hanya terdiam membisu.....Sedang asik bercakap-cakap kedua ibu dan anak itu dikejutkan dengan suara alarm waktu berbunyi dan nampak seorang asisten perawat menghampirinya dan berkata. "Maaf jam besok sudah habis pasien butuh istirahat dengan tenang silahkan bapak keluar dari ruangan ini terima kasih"......Seru sang asisten. "Beri saya waktu setengah jam lagi", Jawab Virkam. "Tidak bisa pak!! Silahkan bapak keluar"...Jawab asisten perawat. "Heeyy asal kau tahu aku bisa bayar lebih rumah sakit ini asal kau turuti kemauan kami". Belum sempat asisten perawat itu kembali bicara tiba-tiba kepala perawat muncul sambil tersenyum..."Maaf yang sakit disini bukan ibu anda saja masih banyak yang perlu kami urus, Kami menjalankan tugas berpacu dengan waktu pak! Lekas bapak keluar dan saya juga tidak suka adanya kekerasan diruang ini mohon pengertian bapak". Lalu dengan suara terseok-seok wanita paru baya itu pun angkat bicara terhadap anaknya Virkam. "Sudahlah nak! ibu tidak apa-apa, Tinggalkan ibu sekarang juga dan lagi pula bukankah pekerjaanmu masih banyak" "Baiklah kalau begitu buu!! aku turut saran ibu"....Dengan nada kesal akhirnya Virkam pun keluar dari ruang rawat VIP itu, Dan sebelum ia berlalu. Dirinya menyempatkan diri berbicara kepada kepala perawat itu. "Harap kau ingat berikan yang terbaik untuk ibuku, Jika tidak aku bisa saja memberhetikanmu dari pekerjaanmu yang sekarang". "Saya lebih tahu dari anda, Saya harap anda tidak berbicara yang berlebihan-lebihan. Perlu ada ingat jaga sikap bicara anda disini anda bukan siapa-siapa" ......Seru kepala perawat dengan tegas. Suasana nampak hening sejenak setelah Virkam berlalu dari ruang VIP rumah sakit. Tiba-tiba wanita paru baya itu pun berkata. "Maafkan kelakuannya Sus!!....Percayalah sama ibu, Ia itu anak baik cuma pendiriannya yang keras" "Ok noproblem nyonya Reny, Lupakan itu semua dan sekarang saya akan memberikan cairan asupan gizi pengganti makanan, Saya harap nyonya menerimanya dengan baik dan setelah itu nyonya bisa beristirahat dengan tenang"......Lalu keduanya tersenyum. Malam menjelma lobi-lobi rumah sakit mulai banyak ditinggalkan para pengunjung dan diruang suster serta perawat nampak juga sudah mulai berkemas-kemas pulang ditengah hiruk pikunya ruangan, Nampak seorang asisten perawat berteriak memanggil pimpinannya. "Mbaakk!!!...mbak! Zitaaa!!, Gimana perseteruannya dengan pemuda Tampan tadi apakah masuk kreteria mbak Zita..??" ......Seru sang asisten sambil menggoda. "Huuss!! kamu ini widya kalau sudah lihat lelaki langsung deh jelalatan, Kenapa nggak tadi aja kamu yang hadapi tadi haayooo!! aaahhh!! mulai kan.? Ingat suamimu dirumah haayooo!! lho". Lhoo!! kok saya toh mbak yang disalahkan, Justru itu kesempatan mbak Zita mumpung lagi kosong, Lumayanlah mbak buat penjajakan dahulu kali-kali cucok boo!!"... "Huuuuuu!! kamu itu kalau sudah ngegosip, Lhaa! gimana mau penjajakan belum apa-apa sudah kaya singa ucapannya, Tapi aku malah sebal dan kasian jadinya sudah galak Jones pula lagi." "Eeehh!! dia itu bukan jones..Tapi jomblo, Gimana nih mbak Zita". "Apa bedanya sama-sama nggak laku Haaahaaa!!" Lalu keduanya tertawa sambil bercanda dan akhirnya melangkah pulang.
Pagi yang cerah kembali menjelma mewarnai sebuah rumah sakit mewah dikota Jakarta. Aktivitas pun pekerjapun seperti biasa dan para pasien rumah sakit pun mulai menjalani perawatan masing-masing. Serta sebagian para pembesukpun kembali beraksi. Disebuah lantai empat nampak seorang wanita berpakaian putih dengan anggunnya memasuki sebuah ruang VIP dengan senyum dan raut wajah tenang. "Pagi nyonya Reny!".....Zita dengan sangat ramah menyapa nyonya Reny..βpagi Sus Zitaβ.....Wanita paruh baya itu membalas sambil tersenyum..."Wahh sepertinya nyonya lebih segar sekarang! Ayoo! nyonya, Lekas sarapan dulu ya" Zita memberikan piring menu sarapan ala rumah sakit kelas VIP pagi itu. "Siap sus Zitaβ.... Sambil menjawab nyonya Reny tertegun menatap Zita.... βSus Zita aku sedang membayangkan seandainya dirimu adalah menantuku.? Apakah dirimu juga sebaik dan seramah seperti sekarang ini"...Pelan nyonya Reny membuka kata. Kepala perawat bernama Zita mazita itu pun sedikit tercengang namun kembali membuka senyum. "Sudahlah nyonya jangan terlalu banyak berpikir jauh agar tidak mengganggu kesehatan diri nyonya" "Tidak sus Zita justru keadaanku membaik seperti ini berkat adanya dirimu, Dan aku mengenalmu hampir sebulan akan tetapi seperti sudah hampir setahun lebih"......Dengan sigap nyonya Reny meraih tangan perawat itu sambil membelai-belai rambutnya dan kembali berkata. "Kamu cantik aku senang bisa bersamamu disini, Beruntung sekali pria yang sudah memilikimu kau sudah berkeluarga sus Zita, Dan berapa putra atau putrimu sekarang". Zita pun tertegun malu...."Nyonya apa yang nyonya bayangkan belum tentu sama dengan yang ada pada diriku sekarang, Aku cuma seorang perawat biasa yang banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna". "Tidak sus Zita bagiku kau wanita luar biasa. Oohh! yaa! kapan-kapan bawalah anak serta suamimu aku ingin lebih mengenalnya Sus".....Zita pun menarik nafas dalam-dalam. "Seperti apa yang telah nyonya dengar dari saya tadi...Dan kalau boleh aku jujur semua itu telah berlalu ditelan waktu, Jadi apapun yang nyonya gambarkan sangat jauh dari yang nyonya harapkan". "Maafkan aku sus Zita bukannya aku sok merasa hebat atau pingin tahu tentang jalan hidupmu, Tapi apa yang aku ucapkan semua murni dari lubuk hatiku yang paling dalam. Apakah kau belum menikah sus Zita.....Seru nyonya Reny. Zita pun menggelengkan kepalanya, Dan terlihat ada raut kesedihan diwajahnya......"Tapi sudahlah nyonya, Bukannya saya tak ingin berbagi dengan nyonya tapi nyonya butuh istirahat dan aku bertanggung jawab atas kondisi diri nyonya sekarang ini. Maafkan aku nyonya". "Kau tak perlu kawatirkan diriku sus Zita justru keadaanku membaik sangat sederhana seperti yang kau lihat sekarang ini, Dan aku siap membelamu jikalau ada yang salah persepsi dengan dirimu. Termasuk anakku sendiri". Suasana semakin hening hanya hembusan angin AC yang sedikit mengelilingi ruangan VIP kamar rumah sakit dilantai empat itu......Zita pun semakin bingung dan kalang kabut, Akan tetapi dirinya enggan meninggalkan nyonya Reny begitu saja seorang diri. "A..aa..ku, Sudah tidak berkeluarga lagi nyonya. Semuanya telah kandas bahkan hanya seumur jagung, Tapi semua itu sudah berlalu Nyonya dan apa yang sekarang ini aku lakukan sudah cukup membuatku bersyukur dan senang".....Jawab Zita dengan mata sembab. Nyonya Reny pun tersenyum dan ia kembali membelai rambut Zita....."Apapun yang ada pada dirimu tetap tidak akan merubah pendirianku, sus Zita tetap wanita luar biasa untukku. Aku pun sudah menganggap kau seperti anakku sendiri jadi kau tak perlu sungkan dengan keadaan dirimu sekarang ini". Bagai seorang ibu dimatanya. Perawat bernama Zita mazita itu pun langsung memeluk tubuh wanita paruh baya itu, Seolah punya sandaran untuk berbagi untuk dirinya. Setelah selesai mengurus nyonya Reny Zita pun kembali beralih kepara pasien-pasien berikutnya, Hingga siang menjelma.
Angin senja terus menggulir ke arah barat menandakan pentang akan berakhir menuju malam, Dan deru mesin kendaraan ibukota semakin mengurai seolah tak tentu arah. Disebuah kantor pusat ibukota Jakarta tampak seorang pria sedang berkemas-kemas merapikan arsip-arsip kerjanya dan menuju pulang. Tookk!!..took!! pintu sebuah ruang kantor diketuk seseorang....."Sore pak virkam, maaf mengganggu"....Seru seorang staf kantor bernama Bubu. "Saya ingin minta bapak virkam menandatangani surat pengiriman barang ekspor untuk keluar negri, Agar besok kita tidak terkendala akan adanya pekerjaan dadakan esok pak". Tanpa berkata pria bernama Virkam itu pun langsung menanda tanganinya....."Ok bubu terimah kasih, Kerja yang bagus dan mulai besok sebaiknya kita semua jangan pernah menunda-nunda pekerjaan. Karena posisi perusahaan kita sedang tidak stabil". "Ok pak akan saya laksanakan dengan sepenuh hati, Dan saya pun akan kabari dengan staf-staf lainya. Saya rasa tidak ada lagi yang dibicarakan, Saya permisi pak"...Jawab Bubu sambil segera berlalu dari ruang kantor itu. Virkam pun hanya mengangguk. Tidak berselang lama ia pun sudah berada diarea parkiran dimana ia menaruh kendaraannya. Meski sudah didalam mobil ia tak langsung menjalankan mobilnya, Melainkan duduk termenung didepan kemudi mobilnya. "Sebaiknya aku tak langsung pulang. Aku langsung kerumah sakit saja menemani ibu, Semoga hari ini jam besuk agak panjang. Meski aku sendiri tidak tahu hari ini ada jam besuk atau tidak". Virkam pun langsung menyalahkan mobilnya dan berlalu meninggalkan kantornya dalam hitungan jam ia sudah berada dijalan raya, Tanpa menunggu lama mobil yang ia kendarai sudah menuju jalan arah rumah sakit dimana ibunya dirawat. Meski sedikit letih Virkam tetap bergegas menuju ruang VIP lantai empat dimana ibunya dirawat namun saat ia keluar dari Lifs tanpa sengaja ia bertubrukan dengan perawat bernama Zita. "Brruukks"!.....Tangan Virkam segera menahan tubuh perawat bernama Zita agar tak terjerembab jatuh ke lantai marmer rumah sakit....."Aaauuw!!".....Seru Zita kaget. "Maaf!", Seru Virkam. Suaranya berat, tetapi ucapannya lembut dan mendayu-dayu. Ada perhatian yang menghangatkan ketika sepasang mata Virkam menatap wajah Zita sang perawat ibunya. Seolah tubuh Zita tak berdaya melihatnya. Walaupun Zita berusaha menekan perasaannya, ketika perdebatannya tempo hari berakhir dengan dingin. Ia pun terus menguasai dirinya........"Persetan!!, Apa sih yang dimiliki pria ini"..Sehingga mampu mengembalikan rasa ingin kembali membuka jiwa untuk seseorang. Zita nampak gugup dan darahnya mengalir lebih cepat, membuat kepalanya semakin terasa berputar-putar tak menentu. Karena berada begitu dekat dengan dirinya, Virkam menggunakan jas hitam, berdiri menatap wajahnya.. Tampak menggairahkan dengan sikapnya yang santai. Senyumnya lebar dan mengundang, Matanya yang kecoklatan bersinar ramah. Rambutnya yang berwarna hitam, sedikit acak-acakan seolah hanya disisir dengan jari tangannya, Tapi ia tetap seksi. Ia memakai celana hitam sama dengan jas yang ia gunakan. dan kemeja polo biru di balik jas hitamnya, tak mampu menyamarkan badannya yang tegap dan berotot. Penampilan rapinya dan semakin mencermikan pria matang dan mapan. "Dimana kau taruh matamu siih!!", Tepis Zita mengelak. Dan sedikit gugup. "Sudah aku katakan aku tidak sengaja dan agak tergesa-gesa, Ok saya rasa kau pun tidak apa-apa dan lupakan semuanya. Oiya! gimana kondisi ibuku apa sudah membaik.? Aku pun berharap ibuku lebih baik dari kemarin-kemarin, Dan hari ini aku menemaninya sekitar 1 hingga 2 jam". Setelah dapat menguasai dirinya dengan tenang Zita pun berkata. "Ooh! ternyata anda ini bodoh atau memang sudah pikun, Dengar kesehatan ibumu lebih baik ketimbang kesehatan dirimu. Jadi sangat memungkinkan mungkin anda yang harus perlu perawatan medis, Ingat perlu kau ketahui tak ada jam besuk hari ini bukan hanya ibu anda semua pasien disini sama. Jelas".....Balas Zita sekaligus menyindir Virkam. "Ooh!! ternyata seorang perawat suka juga berbangga diri, Mungkin biar orang tahu kalau kau merasa paling hebat. Semua itu tidak berlaku untuk diriku dan aku tak mau membuang waktuku hanya untuk berurusan dengan kau".....Tanpa peduli Virkam langsung menuju ruang kamar dimana ibunya berada. "Heeii!! ibumu baru beristirahat, kalau kau memaksa menemuinya hanya untuk mengganggu kondisinya saja".....Namun apa yang diucapkan Zita, Tak membuat Virkam berhenti menuju kamar ibunya. "Dasar kepala batu"....Bentak Zita kesal, Namun ia tidak dapat berbuat banyak. Akhirnya mau tidak mau ia kembali keruangan kerjanya dilantai satu. Malam semakin meninggi Virkam hanya bengong ditepi tempat tidur dimana ibunya sedang berbaring dengan kondisi tertidur nyenyak. Dan ia pun tak berani membangunkannya, Hingga dirinya terasa jenuh. "Huuffss!! tak mungkin aku membangunkan ibu. Kondisinya sudah membaik cuma pernafasan paru-parunya saja yang agak tersedak-sedak. Tapi setidaknya aku sudah berusaha semampuku untuk mengurus serta menjanganya. Buu!! maafkan aku yang belum mampu membuatmu bangga serta tersenyum". Jenuh dan bercampur galau akhirnya Virkam pun membiarkan ibunya beristirahat dengan tenang......"Sebaiknya aku pulang saja, Benar juga kata perawat yang menyebalkan itu seharusnya aku tidak menggangu ibu. Semestinya ia beristirahat dengan tenang tanpa ada suara-suara gaduh yang sudah kuperbuat tadi". Akhirnya dengan perlahan Virkam meninggalkan ruang VIP dimana ibunya dirawat, Tidak beberapa lama ia pun sudah berada dilantai bawah dan menuju dimana ia memarkirkan mobilnya. Ia pun melangkah berat namun bebas, Dan tidak peduli dengan keadaan sekitar. Meski ada sepasang mata yang mengawasinya. "Heemm!! sudah kuduga akhirnya dia tidak bertahan lama diruang ibunya sendiri. Yaa!! menurutku itu lebih bagus demi kesehatan ibunya sendiri dan setidaknya kerjaku tidak sia-sia dalam mengurus pasien dirumah sakit ini. Eeeh!! Kenapa aku jadi kepikiran dia terus huuffs!! menyebalkan".....Zita pun kembali merapikan arsip kerjanya serta data para pasien hingga melembur sampai pagi hari, karena ia terkena tugas malam. Hari kian berganti aktifitas Virkam pun kiat padat sehingga dalam kesehariannya ia hanya berkutik dengan pekerjaan serta mengurus ibunya dirumah sakit. Namun karena tuntutan sebuah pekerjaan Virkampun hampir jarang mengunjungi ibunya bahkan hanya seminggu sekali, dan itu pun hanya sore hari selepas ia pulang kerja. Hingga dihari senin pagi nyonya Reny pun mengalami sesak nafas hebat, Ia pun memencet tombol darurat pada tempat tidurnya untuk memanggil suster untuk mendapatkan pertolongan.
Labels: Cerita
8 Comments:
Wah kayaknya Vikram ntar jadian sama Zita, terus daeng Kulle gimana dong.π±
Daeng kullo... π±π± Merana terus jadi kolektor Rondo. ππππ
Biar saya tebak, Edisi 2 nanti Nyonya-nya meninggal dan Virkam sama Zita bakal jadian, hihi..
Haahaaa!!! Terang aja bacanya edisi 2 duluan PA..ππ
Kalo aku nebak kelanjutan ceritanya ..., nyonya Reni sembuh dari serangan asmanya karena diberi obat herbal ampuh ramuan China π
Aku suka ilustrasinya ..., foto artikelnya aktif bergeser-geser menyamping π
cerpennya panjang, kang. sampe capek bacanya.
Virikam agak ke india-indian yaa atau saya yg kurang apdate nama,,
Nyonya reni, love you full , haga
Ayo ditunggu kelanjutan ceritanya,, kang kalau menurut saya coba aja bikin novel atau kumpulan novel, siapa tau bisa dilirik sama penerbit kang hihi
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home